SINGAPURA, KOMPAS.com- Amerika Serikat meminta negara-negara yang mengalami surplus pada neraca pembayaran dan neraca perdagangan di kawasan Asia Pasifik untuk meningkatkan konsumsi dan impor dari negara yang mengalami defisit seperti Amerika Serikat.
Langkah itu merupakan salah satu upaya untuk menambah lapangan kerja baru di Amerika Serikat yang saat ini menderita akibat tingginya pengangguran yang mencapai 10 persen terhadap angkatan kerja.
Perwakilan Dagang AS Ron Kirk menegaskan hal tersebut di Singapura, Sabtu (14/11), saat berbicara dalam rangkaian Pertemuan Tingkat Tinggi para pemimpin 21 anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) ke-20. Forum ini sebenarnya diperuntukan bagi para pemimpin dunia setingkat presiden atau perdana menteri, namun Presiden Barack Obama belum tiba di Singapura karena masih berada di Jepang dalam rangkaian lawatannya ke Asia.
Obama dijadwalkan hadir di Singapura, Minggu (15/11) besok. Menurut Kirk, keterlibatan AS di kawasan Asia Pasifik sangat vital artinya bagi masa depan perdagangan negara itu. Jika AS ingin menciptakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan, maka mereka harus mengejar manfaat dari pasar Asia Pasifik.
"Demi seluruh negara di kawasan, kita harus memecahkan hambatan-hambatan perdagangan dan investasi yang merintangi dan memperlambat integrasi ekonomi di Asia Pasifik. Ini akan menjadi lebih mendesak di saat kita tengah menciptakan ekonomi global yang didasarkan atas keseimbangan dan pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Kirk.
Atas dasar itulah, AS menyerukan agar negara-negara yang selama ini sudah menikmati surplus perdagangan karena ekspornya tinggi, kemudian menyimpan dana hasil ekspornya itu ke dalam simpanan untuk lebih konsumtif dan meningkatkan impor. Ini perlu agar barang-barang dari negara-negara seperti Amerika bisa lebih banyak dan cepat terserap.
Dengan serapan yang lebih banyak itu, AS berharap bisa menciptakan kembali pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan . "Menjamin pendekatan berbasis aturan dagang adalah satu ukuran untuk membantu pembentukan operasional model pertumbuhan ekonomi ini," ujar Kirk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar