JAKARTA, - Sejak menjelang akhir 2009, warga Kenya yang tinggal di Inggris tak perlu repot lagi mengirimkan uang ke sanak saudara di negeri asalnya. Ini berkat layanan yang dibuat oleh Safaricom, operator seluler yang melayani Kenya. Operator ini menggelar layanan bernama M-Pesa (baca Mobile Pesa) atau mata uang Swahili yang diberupakan dalam bentuk layanan mobile.
Untuk menjalankan servis ini, Safaricom bekerjasama dengan Western Union, Provident Capital Transfer, dan KenTv. Sebanyak 19 outlet didirikan di kota-kota dimana banyak imigran Kenya di Inggris. Misalnya Reading, London, Luton, Wembley, dan Glasgow. Tujuannya untuk mendekatkan kepada konsumennya. Sementara itu di Kenya sendiri dibentuk tak kurang dari 12 ribu agen M-Pesa untuk melanjutkan proses transaksi.
Transfer uang memang kerap menjadi masalah pelik di berbagai negara berkembang, khususnya yang memiliki daerah tertinggal. Seperti halnya Indonesia. Sejauh ini beberapa memang bisa dilayani oleh bank, namun seringkali proses dan prosedurnya terlalu sulit bagi warga kurang pendidikan.
Oleh sebab itu, Western Union pun melakukan banyak ekspansi. Salah satu yang dilakukan pada Juli silam, menggalang kerjabareng State Bank of India (SBI) untuk menggelar layanan transfer uang melalui ponsel.
Perusahaan ini sudah menerapkan layanannya bernama Account-Based Money Transfer (ABMT) yang secara resmi bakal dirilis ke masyarakat pada awal 2011. Western Union yang handal dalam soal transfer dana ini melihat peluang besar pada SBI. Bank sentral India ini punya 110 juta nasabah. Lebih dari empat juta pelanggannya sering melakukan traksaksi lewat perbankan online.
Di India, kata Senior Vice President Western Union kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, Anil Kapur, sudah tersedia 61 ribu agen Western Union.
Bisnis transfer uang tidak saja melibatkan perusahaan perbankan dan perusahaan macam Western Union, tapi juga menarik peran dari operator jaringan. Lihat saja langkah Western Union yang melirik Filipina untuk layanan Mobile Money Transfer (MMT) dan siap menggandeng operator Smart Communications dan Globe Telecom. Dengan Malaysia melirik Maxis.
Namun, Smart Filipina, April silam rupanya sudah bergandeng tangan dengan MoneyGram untuk membidik pelanggan operator ini yang sejumlah 40 juta agar bisa bertransfer uang khususnya dengan tujuan California Amerika Serikat dan HongKong.
Smart sendiri tak membuat aplikasi transfer uang mobile sendiri. Untuk hal ini diserahkan sepenuhnya kepada developer bernama Mozido yang kemudian dihubungkan ke MoneyGram lewat jaringan Smart.
Dua tahun silam, Western Union juga telah berkolaborasi dengan Orascom Telecom yang selama ini dikenal sebagai operator yang beroperasi di kawasan Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika. Mengapa Orascom mau dipinang oleh Western Union?
“Selama ini Orascom Telecom menjangkau kawasan dimana penduduknya mengalami kesulitan menjangkau layanan keuangan. Dengan kerjasama ini akan mendukung pelanggan kami untuk memperoleh layanan keuangan tanpa upya yang susah dan bisa menjangkau sanak keluarganya di seluruh dunia,” ujar Naguib Sawiri, bos Orascom Telecom.
Berapa sih besarnya remiten yang beredar di kawasan di mana jaringan Orascom menjangkau?
Tahun 2007 saja, Bangladesh memperoleh remiten hingga 6,6 milyar dollar. Pakistan meraup 6,1 milyar dollar, dan Yunani 5,9 milyar dollar. Ini menurut catatan Bank Dunia.
Prinsip transfer uang mobile sebenarnya sederhana saja. Layanan ini menghubungkan operator jaringan ke Western Union, untuk kemudian terjadi transfer uang lintas negara. Tentu saja, pelanggan operator harus memiliki software “mobile wallet” yang disediakan oleh operator. Dengan hal ini, setiap pengguna yang telah terhubung ke jaringan remiten global yang disediakan Western Union dapat segera melakukan transaksi.
Lembaga riset Juniper, tahun silam meramalkan bahwa pada tahun 2014 jumlah uang yang ditransferkan antarnegara bisa mencapai 65 milyar dollar. Menurut lembaga ini, hal ini dipicu oleh semakin banyaknya warga khususnya di negara berkembang yang bekerja di luar negeri.
Simak penuturan sang analis senior Juniper Research, Howard Wilcox, “Pandangan kami, di masa mendatang, pasar akan sangat atraktif. Remiten bergerak (mobile, RED) mampu menawarkan kecepatan, efektivitas biaya, dan saluran yang lebih menyenangkan bagi banyak orang untuk mengirimkan uang ke keluarga atau temannya, bahkan bagi siapapun yang tak memiliki akun bank.”
Western Union di Indonesia memang sudah merasuk sampai ke daerah. Namun, apakah layanan transfer tradisional ini menawarkan tiga hal seperti yang disebut oleh Wilcox tadi?
Lantas bagaimana dengan operator yang justru lebih suka “mengutip” pulsa dari para TKI kita di luar negeri, meski dengan tarif khusus?
Hmm..jika dikombinasikan, barangkali pak Kliwon yang tua renta sembari menunggu kiriman dari mbak Sugi, anaknya yang kerja di Malaysia sana, tak perlu harus antre ke bank. Apalagi, belakangan orang lebih mudah punya nomor dan telepon genggam, ketimbang nomor rekening.
sumber:KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar